Selasa, 04 Januari 2011

Misunderstanding

FAJAR merah menyelimuti langit barat, sementara matahari mulai beranjak ke peraduannya.Burung-burung pun berterbangan menuju sarang mareka masing-masing. Binatang malam pun bangun dan siap untuk mencari makanannya. Disaat kehidupan malam menjelang, seorang remaja paruh baya sedang duduk di depan rumahnya. Wajahnya terlihat tua dibandingkan umurnya, seperti ada sesuatu yang membuatnya begitu tertekan. Pandangannya jauh kedepan, menatap dikegelapan malam yang mulai menginjakkan kakinya dipermukaan bumi.
“ Vin, nanti malam jadi datang khan……? “
“ Jadi, Aku jemput kamu, Ki? “ Kevin balik bertanya.
“ Nggak usah, biar Aku aja yang nyamperin kamu nanti!” Eki berkilah.
Eki dan Kevin sudah bergegas hendak pulang. Hari itu, semua keperluan sudah diatur untuk acara promnight, yang akan diadakan di sekolah nanti malam. Para siswa sibuk menyusun janji, ngobrol tentang acara nanti malam dan ada juga yang masih bekerja, sekedar membersihkan dan menge-cek semua keperluan acara.
“ Mana sih tuh anak? Udah jam segini belum juga datang, omel Kevin didepan rumahnya. Dia tak henti-hentinya melirik jam tangannya. Gila, udah jam tujuh bisa telat nanti, geramnya. Sedang asyik dengan omelannya sendiri, terlihat mobilnya Eki.
“ Sorry telat, bro!”
“ Basi, buruan aja berangkat, udah telat nih..!”
Ketika mereka sampai di sekolah, mereka langung menuju auditorium. Pasti mereka tidak mengetahui kalau sedang berada di auditorium jika tadak ada tulisan nama sekolah mereka diatas panggung. Auditorium sudah disulap menjadi ruangan pesta, layaknya pesta para selebritis papan atas. Disisi ujung panggung sudah didirikan panggung dansa, lengkap dengan kerlap-kerlip lampu dansanya. Dipojok panggung sang DJ tak henti-hentinya memainkan musik. Para penyaji makanan dan minuman pun sudah berseliweran kesana-kemari, menawarkan minuman pada tamu-tamu yang sudah datang.
“ Kita duduk sana aja yuk!” ajak Kevin
“ Ya, tapi dia kok nggak kelihatan sich..?”
“ Ntar lagi juga nampak batang hidungnya!”
Kevin dan Eki menuju meja didekat sudut panggung. Mereka asyik ngobrol dengan teman-temannya, sambil menikmati makan dan minuman pesta. Musik DJ kian mempesona, mengundang semua orang untuk bergerak mengikuti iramanya. Tak lama kemudian yang dinanti-nanti pun datang.
“ Hai…!”
“ Hmm, hai…!”, serentak mereka terpesona dengan kehadiran sosok gadis itu. Fitra, memakai gaun pesta warna putih, kelihatan kontras dengan suasana pesta. Rambutnya yang biasa diikat, dibiarkan tergerai begitu saja, menutupi bahunya. Kalung liontin putih semakin menyemarakkan keanggunan Fitra.
“ Udah lama nunggu ya..?” suara lembut Fitra, menyentakkan mereka.
“ Oh, nggak juga, silahkan duduk tuan putri!” seloroh Kevin
“Makasih”
Fitra duduk didekat Eki, membuat ia bergerak-gerak gelisah. Mereka ngobrol sambil menikmati makanan dan minuman pesta.
“Fit..!”
“Vin..!”
“Kompak nih?” sambung Kevin.
“Kamu aja duluan ngomong “ ujar Eki
“Nggak usah, kamu aja!” balas Fitra
“Hmm….., Fit kita dance yuk!” ujar Eki
“Musiknya asyik banget nih…!”
“Hmm, sorry, tapi aku barusan mau ngajak kevin juga!” imbuh Fitra
“Loo..,kok aku sih Fit, yang ngajak kamu kan Eki!” balas Kevin
“Udah, ikut aja!”
“Tapi……….”
Fitra menarik tangan Kevin dan mambawanya menuju panggung. Meninggalkan Eki yang sedang bingung sendirian. Tak tahu harus berbuat apa dan ada sesuatu yang mengganjal dihatinya.
“Kevin, kamu belum masuk?”
Suara Ibu kevin mengagetkannya, mengurai benang-benang kenangan pada malam itu. Aku harus jelaskan pada Eki sebelum masalah ini berlarut-larut. Besok aku harus kerumahnya, pikir kevin. Dia mendesah pelan dan beranjak masuk kedalam rumahnya, meninggalkan keheningan malam.
“Tok, tok, tok…..!”
“Ya, tunggu sebentar “
“eh nak Kevin “, sapa Ibu eki
“Pagi Tante, Ekinya ada tante?”
“Barusan keluar, tapi tante nggak tahu dia kemana “
“oooh, gitu ya Tante, ya udah saya pamit dulu tante “
“Nggak masuk dulu, sekalian nunggu eki “
“Nggak usah tante, makasih!”
Kevin meninggalkan rumah eki dengan kecewa. Ini diluar rencana aku, tapi apa boleh buat aku harus cari ia sampai ketemu dan menjelaskan masalah ini, pikir Kevin. Ia pun memacu mobilnya menyusuri jalanan kota.
Kemana sih tu anak?, udah dicari kemana-mana nggak ketemu-ketemu. Aku harus cari dia kemana lagi, semua tempat udah aku samperin tapi dia nggak ketemu juga, pikir kevin. Kevin tak tahu harus kemana dan ia memutuskan untuk pulang. Diperjalanan pulang ia melihat eki.
“Itu kan eki “, Kevin memarkir mobilnya ditepi jalan dan berlari menyusul Eki.
“Ki……!”, Eki menoleh kebelakang, raut wajahnya sangat kental sekali, jelas sesuatu telah mengubahnya.
“Mau apa lagi……?, belum puas nusuk aku dari belakang?, eeh vin aku pikir kita itu sahabat kental, tapi yang kaulakukan itu sungguh mengubah pandanganku. Kau menjijikkan!” sembur Eki
“Tahan dulu Ki, biar aku jelaskan semuanya “
“Jelaskan apa lagi..?, kau tahu aku suka sama dia dan kau yang dukung aku selama ini, tapi kau hanya dukung aku didepan aku khan…? dibelakang aku ini yang kau lakukan “
“Belum sejauh itu Ki, aku….”
“Plak”
Sebuah pukulan telak mendarat dipipi Kevin, membuatnya terlempar ke sisi jalan. Eki menindihnya dan memukul kevin berkali-kali. Dikejauhan terlihat sebuah mobil melaju kencang dan Eki tak menyadarinya. Kevin yang melihat mobil berusaha memberontak, namun ia tak cukup kuat. Kakinya dijepit dengan keras oleh eki, sementara tangannya satu tertindih di jalan dan satu lagi berusaha untuk menahan pukulan Eki. Dia memberontak lagi, kali ini berhasil kakinya lepas dari jepitan Eki dan langsung menendangnya, hingga ia terlempar ke tepi jalan.
“Tit…tit…tit…..!”
“Brak……..!”
Satu detik berlalu. Dua detik. Lima detik berlalu.
Apa aku sudah mati? Aku tak merasa apa-apa, apa seperti ini mati?. Kevin pun membuka matanya dan betapa kagetnya ia melihat mobil yang akan menabraknya sudah berbelok ke tepi jalan dan disana tergeletak sesosok tubuh tak berdaya.
Sayup-sayup, suara orang berbicara terdengar oleh Eki, perlahan-lahan ia membuka matanya. Sinar lampu menyoroti matanya dan membuat ia brkedip.
“Kamu sudah bangun?” sapa seseorang
“Aku dimana?” ia menoleh pada orang yang menyapanya. Ia duduk diatas sofa disamping tempat tidurnya. Suara televisi terdengar dari sudut ruangan disebelah pintu masuk.
“Kamu dirumah sakit, kamu harus banyak istirahat “ ujar kevin
“Tapi, aku ada kejutan untukmu, tunggu sebentar!” Kevin keluar. Eki baru ingat kejadian yang menimpanya kemarin, hingga ia tergeletak lemas disini. Ia tidak terluka parah, kepalanya terbentur saat ia terlempar ditabrak mobil, kakinya tergores namun tidak terlalu dalam. Pintu terbuka, ia pun menoleh. Fitra masuk sambil membawa sekeranjang buah-buahan. Ia meletakkanya dimeja dekat eki dan duduk disebelahnya.
“Hai, kamu sudah merasa baikan?”
“Ya, hanya saja kepalaku masih sedikit pusing!”
“Ki aku mau minta maaf soal kejadian kemarin “
“Soal apa?”
Fitra meraih tangan Eki, aliran kehangatan dari tangan Fitra mengejutkannya, ia merasa lebih baik dari sebelumnya.
“I love you” imbuhnya pelan.
Eki bagaikan disengat listrik. Secercah harapan yang dulu hilang kembali menghangatkan perasaanya.Ia merasa bahagia sekali.
”Kemarin saat promnight,aku sengaja mengajak kevin karna aku ingin tahu apa kamu peduli sama aku.Tapi aku tak menyangka akan seperti akhirnya” sesal Fitra.
“Aku juga mencintaimu” ujar Eki. Serta merta Fitra memeluk Eki. Ia merasa kehangatan menjalari seluruh tubuhnya,kehangatan yang selama ini ia tunggu.Aku harus minta maaf pada Kevin nanti, ia mendesah pelan.

Rahmansyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar